Selasa, 28 Februari 2012

Kamu, Jangan Pergi






Jika kamu pergi, senyum ini untuk siapa lagi? Lalu ke mana larinya lengkung bibir itu? Hanya menyelinap ke dalam pori-pori mimpi?
Jika kamu pergi, ke mana lagi aku layangkan alunan rindu ini? Ke telinga Cupid yang sudah lumpuh menembakkan panah cintanya kepadamu? Ke jari-jari kedinginan yang tak pernah kamu genggam lagi?
Jika kamu pergi, apa lagi yang bisa aku tulis tentang sayang ini? Tentang ketiadaan kamu? Tentang pundak kosong tak berpenghuni yang merindukan sandaran kamu?
Jika kamu pergi, akan aku lipat menjadi apa kertas yang biasa aku buat menjadi burung atau kupu-kupu kesukaanmu? Atau hanya harus kuubah menjadi mawar yang kelopaknya gugur perlahan? Atau harus kubentuk menjadi sebuah nisan yang di atasnya tertulis kenangan kita?
Jika kamu pergi, siapa lagi yang aku tunggu menjadi penyemangat di saat-saat tersulitku? Aku harus menunggu suara burung hantu di tengah malam, seakan mengejek atas segala kekalahanku? Atau cukup ditemani keheningan malam, mendinginkan hati?
Jika kamu tak kembali, apalagi yang pantas aku tunggu mengorbankan sisa waktu hidupku? Menunggu hingga usia menggerogoti jasad ini? Bahkan dengan bantuan rindu, jiwaku tak akan tersisa.
Kamu, jangan pergi.

Source : Racikan Kata

Minggu, 12 Februari 2012

Aku Hanya Ingin Mencintai, Bukan Melukai




Mencinta adalah mengambil risiko tak dicintai kembali. Mencintai tanpa harus memiliki? Aku rasa hanya ada dalam dongeng. Setiap cinta, sedikit atau banyak, akan meminta kembali, meskipun hanya berupa senyuman bahwa dia cukup bahagia disajikan cinta walaupun tak punya cinta untuk membalas.
Mencintai diam-diam adalah sebuah keharusan menyiapkan diri mendapat balasan cinta diam-diam pula, atau penolakan diam-diam juga.
Semua orang hanya ingin mencintai dan dicintai. Namun mana yang harus didahulukan? Mencintai atau dicintai. Beberapa orang mencintai dan berharap dicintai, beberapa lainnya hanya akan mencintai jika ia dicintai terlebih dahulu. Ada persamaan hasil antara kedua hal tersebut, luka.
Pengharapan selalu berbanding lurus dengan kemungkinan kekecewaan yang didapat. Semakin kamu berharap, maka semakin besar kemungkinan kamu akan kecewa.
Mencinta seperti menggenggam seekor burung. Jika kamu menggenggamnya terlalu erat, maka akan mati. Namun jika menggenggamnya terlalu longgar, dia akan pergi. Jika kamu melakukan salah satu dari kedua hal tersebut, tetap hasil akhirnya adalah luka. Di hatimu, atau hatinya.
Pilih mana? Aku selalu benci pilihan, tapi lebih benci lagi jika tidak punya pilihan sama sekali. Ada kalanya ketika kamu hanya ingin mencintai, kamu hanya berakhir dengan melukai.
Aku lebih baik dilukai, karena ketika kamu dilukai kamu selalu punya objek untuk disalahkan, dimaki-maki. Apa bedanya dengan melukai? Melukai orang lain, apalagi orang yang kamu sayang, hanya menyisakan dirimu sendiri untuk disalahkan. Selamanya, kamu hanya bisa menyalahkan diri sendiri.


Kamu hanya bisa melihat dirimu hancur di depan bayanganmu sendiri.
Aku hanya ingin mencintai, bukan melukai.

Source : Racikan Kata

Sabtu, 11 Februari 2012

Aku tidak Setuju dengan Johnny




If you love two people at the same time, choose the second one, because if you really loved the first one you wouldnt have fallen for the second.” – Johnny Depp
Jika kamu tidak mengerti ungkapan Johnny di atas, bergegas ambil kamus atau panggil kekasihmu (yang mengerti bahasa Inggris tentunya) untuk menjelaskannya untukmu.
Johnny, ungkapanmu itu mungkin banyak disukai orang, khususnya penggemarmu. Namun aku, sebagai salah satu penggemarmu juga, tidak setuju. Sama sekali tidak setuju.
Kamu pernah berjalan di atas jalan setapak dan tak berujung? Itulah yang aku maksud. Johnny mengatakan ketika kita mencintai dua orang di waktu yang sama, pilihlah yang kedua, karena ketika kamu benar-benar mencintainya, kamu tidak akan jatuh cinta lagi.
Salah! Lalu bagaimana ketika sudah memilih yang kedua, kemudian datang yang ketiga? Ketika telah memilih yang ketiga, datang yang keempat? Sampai kapan pun, kamu tak akan pernah menemukan akhirnya.
Menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih adalah tentang menerima kekurangan. Bukan berarti cinta itu buta, tetapi cinta itu bertanggung jawab. Ketika kamu memulai untuk jatuh cinta pada seseorang, pertahankan itu sampai titik sayang penghabisan, juga sebagai tanggung jawab.
Ketika kamu (mungkin) berpindah ke lain hati, itu karena di hati yang sebelumnya kamu menemukan kekurangan, tetapi jika bagimu kekurangan itu bisa diterima, di situlah cinta bekerja. Kelebihan? Anggap saja itu bonus. Bahkan mengkonversi semua kekurangannya menjadi kelebihan bagi kamu, akan menghasilkan cinta yang luar biasa.
Semoga kita semua terhindar dari jalan setapak tak berujung.

Source : Racikan Kata

You Know You’re In Love




You know you’re in love when you can’t keep your eyes off of her.
You know you’re in love when you can’t get your eyes off of her.
You know you’re in love when you do everything to find out her name.
You know you’re in love when you really want to have a chat with her even though she doesn’t know you at all.
You know you’re in love when anything about her becomes the most important knowledge to you.
You know you’re in love when you hate that you got no idea about her.
You know you’re falling in love when you really hope she has a twitter account so that you can follow her and know many things about her.
You know you’re in love when you really expect your facebook friend request to be confirmed.
You know you’re in love when you really want her to update her twitter or facebook page.
You know you’re in love when you check her facebook page all the time.
You know you’re in love when you’re seeing her picture on and on and you can’t stop at all.
You know you’re in love when you wait for her online nervously.
You know you’re in love when you don’t want to delete all the comments and messages from her.
You know you’re in love when you see her then your heartbeat’s sound is being louder and louder, but you’re voice becomes quieter and quieter.
You know you’re in love when you can’t talk in front of her at all, but you know you really want to.
You know you’re in love when you want to make her smile all the time, as much as you can.
You know you’re in love when her pheromone becomes your new favorite smell.
You know you’re in love when you hope the rain wouldn’t stop when you and her take shelter.
You know you’re in love when you feel the time is going so fast, even too fast, when you’re with her.
You know you’re in love when ‘goodbye’ becomes the hardest word to be said and ‘hello’ becomes the word that you would really miss.
You know you’re in love when your phone rings and you hope it’s her.
You know you’re in love when the phrase “nobody is perfect” becomes a bullshit because she’s perfect for you.
You know you’re in love when you feel there’s nothing left when you’re with her. You know you’re in love when you realize that your writing contains so many “you know you’re in love”.

Surat Rindu yang Tak Perlu Dibalas




Bagaimana mungkin pria dan wanita, dua makhluk yang saling bingung karena sifat lawan jenis masing-masing, bisa jatuh cinta?
Bagaimana mungkin pria dan wanita, yang konon berasal dari planet yang berjauhan, yaitu dari Mars dan Venus, bisa saling merindukan padahal sama-sama sedang berada di bumi?
Ah, pertanyaan klise itu memuakkan, memekakkan telinga. Namun apa yang lebih lumrah dari kalimat “aku rindu kamu”? Rindu yang tak berbalas. Setidaknya begitu bagiku.
Semua hal memang tak harus tersurat, tapi tak semua manusia memiliki kepekaan tinggi terhadap yang tersirat. Mulut-mulut itu berucap, “Tenang saja, dia juga pasti merindukanmu.”
Mungkin. Mungkin. Mungkin.
Cuma kata itu yang terus-terusan dimentahkan pikiran melalui mulutku.
Berpikir positif. Ah, sudah. Sejak awal hingga kini aku berpikir positif. Aku menanamkan kalimat “kamu juga rindu aku” dalam benak. Namun benakku tidak cukup bodoh untuk tidak meminta bukti. Kepada semesta, aku meminta bukti sebagai alasan aku bisa tetap terus rela benih kalimat positif tersebut tertanam dalam benak.
Entah aku yang kurang peka membaca sinyal rindu yang kamu beri, atau memang kamu yang belum mengirimnya sama sekali.
Rindu yang tak berbalas membuatku terlihat gila, atau aku memang benar-benar sudah gila. Bahkan ketika seseorang yang memang dikenal lucu melucu di depan banyak orang, membuat orang-orang terbahak-bahak, tetapi tetap saja wajah dan tatapanku seperti hasil persilangan antara layar televisi, kulkas, dan dompetku. Datar, dingin, dan kosong.
Rindu yang tak berbalas itu seperti lubang hitam. Menyedot habis semua senyum, tawa, dan canda yang aku punya.
Kita duduk berdekatan, tapi kita sendiri-sendiri.
Sayang, surat ini tak perlu dibalas. Tetapi balaslah rinduku, maka aku akan tetap waras.

Source : Racikan Kata

Hanya Sebuah Titik Dua dan Tutup Kurung



Pernahkah kamu mengenal seseorang yang punya pengaruh besar terhadap dirimu, bahkan terlalu besar? Aku, pernah.
Seseorang seperti itu adalah seseorang yang istimewa. Seseorang yang istimewa bisa menjungkirbalikkan mood-mu dalam sekejap. Dia bisa membuatmu yang sedang dalam suasana hati sumringah menjadi diam dan menekuk muka dalam satu kedipan saja. Sederhananya, ketika dia tersenyum aku semakin tersenyum. Namun ketika dia cemberut, apapun suasana hatiku, spontan wajahku ini menjadi kusut.
Ah, apakah ini sebuah ketergantungan? Kamu selalu membuatku kawatir. Kawatir jika kamu pergi, senyumku ini akan bergantung pada senyum siapa lagi?
Sadarkah kamu pengaruhmu begitu besar buatku? Ketika aku kecewa, sedih, bahkan marah, satu simpul senyummu bisa mengembangkan senyumku yang terkubur dalam tanah hati yang gelap.
Sayang, mudah sekali bagimu melengkungkan garis bibirku ke atas atau ke bawah. Kamu tinggal pilih. Jadi aku mohon, tetaplah tersenyum, untukku, bersamaku.
Walaupun hanya sebuah titik dua dan sebuah kurung tutup :)

Source : Racikan Kata

UNTITLED



Ketika melihat dirimu, aku tak bisa bicara
Tapi saat kau tak ada, aku terus mengeluh
Rasanya selalu ingin melihatmu
Tapi tak mau dia tahu

Saat kau melihatku, pipiku merah merona
Saat kau mendekat padaku, aku bingung
Saat kau tidak perhatian padaku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan



Ketika aku tergila-gila padamu, kau menjauh dan pergi
Ketika aku telah melupakanmu, kau mendekat kembali

Waktu tak pernah tepat
Walau sebetulnya bukan waktu yang harusnya disalahkan
Melainkan diri sendiri

Ingin rasanya memberi tahu perasaan ini padamu
Tapi tak mau kau menjauh setelah tahu
Aku tak pernah tahu cara menyampaikannya padamu
Atau mungkin tak berani
Bahkan tidak percaya diri



A poem from my besties : Vivi Adinda
you always know what I feel.

Rabu, 08 Februari 2012

NYANYIAN RINTIK HUJAN [Part 3]


Lanjutan cerita... Silahkeun dibaca.

Minggu, 05 Februari 2012

NYANYIAN RINTIK HUJAN [Part 2]

Buat yang belum baca Part 1nya, mohon dibaca dulu ya.. Soalnya dijamin ga bakalan nyambung. :)

Sabtu, 04 Februari 2012

NYANYIAN RINTIK HUJAN [Part 1]

-Ratna punya cerita bagus nih, mohon dibaca.. :D-

Diberdayakan oleh Blogger.

Template by:
Free Blog Templates